Performa Aston Villa berubah drastis musim ini. Dari tim berstatus pesakitan,
The Villans menjelma sebagai kekuatan menakutkan di pentas Premier League.
Pantas apabila penggemar Villa bersorak menanggapi prestasi tim asuhan Dean Smith tersebut. Pasalnya, mereka mampu merusak hegemoni tim-tim raksasa Inggris macam Liverpool, Manchester City, Manchester United, Chelsea, Arsenal, dan Tottenham Hotspur.
Perasaan mereka membuncah melihat performa The Villans, di mana mereka bercokol di peringkat enam setelah mengumpulkan 15 poin. Namun, posisi Villa bisa terdongkrak naik karena mereka masih memiliki satu laga tersisa.
Jika mereka mampu meraih kemenangan, The Villans bisa menyodok posisi Leicester City yang kini menempati posisi teratas dengan koleksi 18 poin.
Performa bagus Villa jelas mengundang pertanyaan banyak pihak. Bagaimana tim yang selalu terdesak di jurang degradasi dalam beberapa musim terakhir malah tampil mengesankan musim ini.
Banyak asumsi mengatakan kebangkitan The Villans musim ini, salah satunya berkat kecerdikan Smith. Pelatih berusia 49 tahun itu menghadirkan pemain anyar yang dianggap memiliki kontribusi maksimal.
Sebut saja Ollie Watkins yang dibeli dari Brentford senilai 30,8 juta euro. Striker muda berusia 24 tahun itu sudah menghasilkan enam gol di Premier League. Villa juga beruntung membeli Bertrand Traore (dari Olympique Lyon), kiper Emiliano Martinez (Arsenal), Matty Cash (Nottingham Forest), dan tak kalah penting adalah meminjam Ross Barkley dari Chelsea.
Barkley dianggap mampu menemukan jati dirinya kembali sebagai gelandang tangguh saat membela The Villans. Bahkan, gelandang timnas Inggris itu turut mencetak dua gol di Premier League.
Yang jelas, hanya mengeluarkan dana total sebesar 82,35 juta euro di bursa transfer musim panas 2020, The Villans cukup kredibel menjalani persaingan di Premier League musim ini. “Kami tak ingin besar kepala, walau kenyataannya kami sudah berada di sini. Saya ingin tim terus melanjutkan tren apik ini,” tutur Smith. (*)