Pulang ke kampung halaman di Korea Selatan untuk menjalani karantina mandiri, Shin Tae-yong memiliki sejumlah kesibukan yang dilakukan dari dalam tempat isolasinya. Nakhoda tim nasional Indonesia itu menikmati waktunya dengan melakukan wawancara dengan beberapa media Negeri Ginseng tentang mengalaman tinggal di Jakarta.
Tae-yong tiba di Korea pada 4 April 2020. Setibanya di kampung halaman, karantina mandiri selama 14 hari langsung dijalani seusai arahan otoritas kesehatan negaranya. Selama masa karantina, Tae-yong tetap disuguhkan makanan oleh keluarganya. Istri dan anaknya datang untuk mengantarkan makan, tapi sebatas meletakkannya di depan pintu tanpa adanya kontak langsung.
Sejumlah kegiatan dilakukan Tae-yong saat karantina seorang diri. Dia menghabiskan waktu dengan menonton televisi, membaca buku, hingga menyaksikan rekaman-rekaman pertandingan sepak bola. Dirinya juga tidak lupa menerima wawancara dengan media lokal melalui teleconference maupun telepon.
"Teknik individu para pemain Indonesia tidak buruk. Hanya saja kondisi fisik tidak bisa cepat diperbaiki. Tapi, saya yakin bahwa dua faktor itu, fisik dan mental, akan berkembang seiring dengan waktu," ujar Tae-yong saat ditanya mengenai kualitas para pemain tim Garuda, yang sudah ditangani beberapa bulan, kepada media Korea, Dong-A Ilbo.
Seperti banyak negara di seluruh dunia, sepak bola di Indonesia saat ini sedang berhenti total. Pemerintah Indonesia memberlakukan masa darurat sampai 29 Mei 2020. Pandemi Covid-19 memaksa Tae-yong berhenti bekerja. Bersama para asistennya, Tae-yong memutuskan kembali ke Korea untuk sementara hingga situasinya normal.
Tae-yong bercerita mengenai kondisi di Indonesia, khususnya di Jakarta. "Indonesia belum sepenuhnya menyelidiki kasus ini. Kemungkinen besar ada lebih banyak orang yang terinfeksi. Selain itu, hanya 10% penduduk setempat yang memakai masker di jalanan," ucap Tae-yong.
"Pada 14 Maret 2020, pemerintah menghentikan aktivitas sepak bola, termasuk kompetisi dan timnas. Sebelum Virus Corona meledak, 70 ribu penonton berkumpul pada suatu pertandingan kompetisi di Jakarta. Menteri Pemuda dan Olahraga, (Zainudin Amali) juga menyaksikan latihan timnas selama 3-4 jam," lanjut legenda Seongnam Ilhwa Chunma itu.
Saat menunjuk Tae-yong menjadi pelatih, PSSI memasang target besar. Otoritas tertinggi sepak bola Indonesia itu menargetkan Tae-yong untuk membawa timnas U-19 lolos ke perempat final Piala Dunia U-20 tahun depan. Dia juga diminta menghadirkan gelar juara Piala AFF 2020.
"Kami harus melangkah perlahan-lahan. Tidak ada alasan untuk terburu-buru. Kami akan berkembang secara bertahap. Waktunya akan cukup karena semuanya sudah mulai bisa dikendalikan," tambah nakhoda The Taegeuk Warriors saat mengalahkan Jerman pada pertarungan terakhir fase grup Piala Dunia 2018 itu.
Selama empat bulan menukangi timnas, Tae-yong telah menggelar tiga pemusatan latihan untuk dua level timnas, yaitu U-19 dan senior. Dia menggeber timnas U-19 pada Pelatnas di Cikarang, Bekasi, dan Chiang Mai. Setelah itu giliran jatahnya timnas senior. Kedisiplinan juga menjadi menu wajib Tae-yong yang diberikan kepada semua pemain timnas. (*)